Sepak bola Indonesia kembali menorehkan kegetiran. Final Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) 2009 harus berakhir dengan pemogokan pemain Persipura Jayapura. Persipura Jayapura pun dinyatakan kalah walk out dalam kedudukan kalah 0-1 dari Sriwijaya FC, Minggu (28/6).
Duel bergengsi yang mempertemukan Sriwijaya FC sebagai juara bertahan dan Persipura Jayapura sebagai juara Liga Super Indonesia itu memang menuai ketidakpuasan. Badan Liga Indonesia baru menetapkan Stadion Stadion Sriwijaya FC, Jakabaring, Palembang, sebagai tempat penyelenggaraan pada awal bulan ini. Sriwijaya FC yang akhirnya lolos ke final mendapat keuntungan karena bisa bermain di hadapan pendukungnya sendiri.
Akhir buruk pada laga kali ini sangat berseberangan dengan awal pertandingan yang dibuka dengan seremoni meriah. Ratusan penari dan sorotan sinar laser meramaikan dibukanya perebutan gelar juara musim ini. Vokalis musik cadas Godbless Ahmad Albar pun tampil untuk memimpin kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Setelah peluit kick-off dibunyikan, pertandingan pun berjalan menarik. Kedua tim tidak ragu bertukar adegan keras untuk menghalau serangan lawan. Anak-anak Papua bermain cepat dan berulang kali melakukan tikaman melalui Sriwijaya FC. Namun, kiper Sriwijaya FC Ferry Rotinsulu bermain baik dan berkali-kali menggagalkan upaya Boaz, David Da Rocha, maupun Ernest Jeremiah.
Dua menit sebelum istirahat, gawang Ferry Rotinsulu kembali mendapat dua ancaman maut. Ancaman pertama datang ketika Ferry Rotinsulu berupaya menangkap tendangan lambung dari sayap kiri. Tangkapannya tidak sempurna, tapi bola membentur tiang dan kembali ke tangan sang kiper. Semenit kemudian, tendangan bebas David Da Rocha menuju pojok kiri gawang. Kali ini Ferry Rotinsulu berhasil menepisnya.
Di babak kedua, Persipura kembali menunjukkan serangan-serangan cepat. Namun, justru tuan rumah berhasil mencetak gol pada menit ke-51. Mohammad Nasuha mengirim umpan silang dari sayap kiri dan Anoure Richard Obiora berhasil menanduknya di antara kepungan lawan.
Gol itu membuat serangan "Laskar Wong Kito" kian deras. Tak lama kemudian, sebuah kemelut terjadi di gawang Jendry Pitoy, namun anak-anak asuh Rahmad Darmawan gagal memanfaatkannya menjadi gol.
Persipura membalas kemelut tersebut. Pada menit ke-60, Ian Kabes berhasil mendapat bola di kotak penalti. Tiba-tiba Ferry Rotinsulu datang dan berusaha menghalau bola, tapi gerakannya justru menjatuhkan Jeremiah. Bola muntah disambar oleh Boaz, tapi tendangannya mengenai tangan lawan dan keluar lapangan.
Wasit Purwanto tak meniup peluit tanda pelanggaran dan ini membuat kubu Persipura marah. Sejumlah pemain Persipura mendorong wasit dan mengakibatkan kericuhan di lapangan. Tim "Mutiara Hitam" kemudian mogok bermain sehingga laga dihentikan beberapa menit. Puluhan suporter Persipura turun ke lapangan dan membujuk timnya untuk kembali bermain.
Hingga 45 menit penghentian waktu, "Mutiara Hitam" tetap menolak melanjutkan pertandingan. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid pun harus turun ke lapangan dan meminta keterangan dari wasit. Namun, tetap tidak ada keputusan dari sang pengadil.
Beberapa menit kemudian, Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin pun turun dari bangku penonton. Di lapangan, Alex Nurdin mengimbau agar para suporter khususnya pendukung Sriwijaya FC untuk tidak melakukan keonaran usai pertandingan.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi TVOne, Alex Nurdin menyatakan kekecewaannya terhadap aksi mogok Persipura. Namun, ia juga memahami perasaan "Mutiara Hitam" yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit. "Saya berikan waktu 15 menit (kepada Persipura untuk melanjutkan laga), kalau tidak ya peraturan harus ditegakkan," tegasnya.
Setelah lebih dari satu jam penghentian, wasit memutuskan Sriwijaya FC sebagai pemenang. Sang juara berhak mendapat hadiah uang senilai dua miliar rupiah, sementara runner-up memperoleh Rp 750 juta. Deltras Sidoarjo menyabet posisi ketiga dengan hadiah Rp 350 juta setelah menang 3-1 atas Persijap Jepara pada duel di tempat yang sama.
Susunan pemain:
Sriwijaya FC: Ferry Rutinsulu; Charis Yulianto, Joel Tsimi, Ambrizal, Christian Warobay (Gerald Pangkali 40), Toni Sucipto; Zah Rahan, M. Nasuha, Obiora; Keith Kayamba, Ngon A Djam.
Persipura: Jendry Pitoy; Jack Komboy, Bhio Paulin, Igbonefo, Ricardo Salampessy; Eduard Ivakdalam, Imanuel Wanggai, David Da Rocha (Stevie Bonsapia 57), Ian Kabes; Boaz Sollosa, Ernest Jeremiah.
Duel bergengsi yang mempertemukan Sriwijaya FC sebagai juara bertahan dan Persipura Jayapura sebagai juara Liga Super Indonesia itu memang menuai ketidakpuasan. Badan Liga Indonesia baru menetapkan Stadion Stadion Sriwijaya FC, Jakabaring, Palembang, sebagai tempat penyelenggaraan pada awal bulan ini. Sriwijaya FC yang akhirnya lolos ke final mendapat keuntungan karena bisa bermain di hadapan pendukungnya sendiri.
Akhir buruk pada laga kali ini sangat berseberangan dengan awal pertandingan yang dibuka dengan seremoni meriah. Ratusan penari dan sorotan sinar laser meramaikan dibukanya perebutan gelar juara musim ini. Vokalis musik cadas Godbless Ahmad Albar pun tampil untuk memimpin kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Setelah peluit kick-off dibunyikan, pertandingan pun berjalan menarik. Kedua tim tidak ragu bertukar adegan keras untuk menghalau serangan lawan. Anak-anak Papua bermain cepat dan berulang kali melakukan tikaman melalui Sriwijaya FC. Namun, kiper Sriwijaya FC Ferry Rotinsulu bermain baik dan berkali-kali menggagalkan upaya Boaz, David Da Rocha, maupun Ernest Jeremiah.
Dua menit sebelum istirahat, gawang Ferry Rotinsulu kembali mendapat dua ancaman maut. Ancaman pertama datang ketika Ferry Rotinsulu berupaya menangkap tendangan lambung dari sayap kiri. Tangkapannya tidak sempurna, tapi bola membentur tiang dan kembali ke tangan sang kiper. Semenit kemudian, tendangan bebas David Da Rocha menuju pojok kiri gawang. Kali ini Ferry Rotinsulu berhasil menepisnya.
Di babak kedua, Persipura kembali menunjukkan serangan-serangan cepat. Namun, justru tuan rumah berhasil mencetak gol pada menit ke-51. Mohammad Nasuha mengirim umpan silang dari sayap kiri dan Anoure Richard Obiora berhasil menanduknya di antara kepungan lawan.
Gol itu membuat serangan "Laskar Wong Kito" kian deras. Tak lama kemudian, sebuah kemelut terjadi di gawang Jendry Pitoy, namun anak-anak asuh Rahmad Darmawan gagal memanfaatkannya menjadi gol.
Persipura membalas kemelut tersebut. Pada menit ke-60, Ian Kabes berhasil mendapat bola di kotak penalti. Tiba-tiba Ferry Rotinsulu datang dan berusaha menghalau bola, tapi gerakannya justru menjatuhkan Jeremiah. Bola muntah disambar oleh Boaz, tapi tendangannya mengenai tangan lawan dan keluar lapangan.
Wasit Purwanto tak meniup peluit tanda pelanggaran dan ini membuat kubu Persipura marah. Sejumlah pemain Persipura mendorong wasit dan mengakibatkan kericuhan di lapangan. Tim "Mutiara Hitam" kemudian mogok bermain sehingga laga dihentikan beberapa menit. Puluhan suporter Persipura turun ke lapangan dan membujuk timnya untuk kembali bermain.
Hingga 45 menit penghentian waktu, "Mutiara Hitam" tetap menolak melanjutkan pertandingan. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid pun harus turun ke lapangan dan meminta keterangan dari wasit. Namun, tetap tidak ada keputusan dari sang pengadil.
Beberapa menit kemudian, Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin pun turun dari bangku penonton. Di lapangan, Alex Nurdin mengimbau agar para suporter khususnya pendukung Sriwijaya FC untuk tidak melakukan keonaran usai pertandingan.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi TVOne, Alex Nurdin menyatakan kekecewaannya terhadap aksi mogok Persipura. Namun, ia juga memahami perasaan "Mutiara Hitam" yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit. "Saya berikan waktu 15 menit (kepada Persipura untuk melanjutkan laga), kalau tidak ya peraturan harus ditegakkan," tegasnya.
Setelah lebih dari satu jam penghentian, wasit memutuskan Sriwijaya FC sebagai pemenang. Sang juara berhak mendapat hadiah uang senilai dua miliar rupiah, sementara runner-up memperoleh Rp 750 juta. Deltras Sidoarjo menyabet posisi ketiga dengan hadiah Rp 350 juta setelah menang 3-1 atas Persijap Jepara pada duel di tempat yang sama.
Susunan pemain:
Sriwijaya FC: Ferry Rutinsulu; Charis Yulianto, Joel Tsimi, Ambrizal, Christian Warobay (Gerald Pangkali 40), Toni Sucipto; Zah Rahan, M. Nasuha, Obiora; Keith Kayamba, Ngon A Djam.
Persipura: Jendry Pitoy; Jack Komboy, Bhio Paulin, Igbonefo, Ricardo Salampessy; Eduard Ivakdalam, Imanuel Wanggai, David Da Rocha (Stevie Bonsapia 57), Ian Kabes; Boaz Sollosa, Ernest Jeremiah.
2 komentar:
Seperti itu lah jadinya kalo sepakbola Indonesia diketuai oleh narapidana.
yaaahhh....ada benarnya
Posting Komentar